Selasa, 17 Desember 2019

Cofee Book.... Tulis Dulu, Merancang QB di Kota Kecil


Sejak kapan suka menulis? Sejak SMA juga suka bikin cerita yang ditulis di buku tulis 'n dibaca teman-teman. Pada akhir cerita, ada kolom khusus untuk mereka memberi komentar.

Entah berapa tahun lalu jadi suka lagi menulis. Menulis apa? Apa aja yang lagi disuka. Lagi suka puisi, ya jadilah beragam puisi. Lagi suka cerpen, ya jadilah beragam cerpen. Lagi suka artikel? Jadilah blog.... karena kalau nulis di facebook bakal panjang dan tiba-tiba ada komen suruh posting resep masakan aja gara-gara berbeda kubu, wwwwkkkkk.....

Menulis menjadi suatu kebutuhan, baik dalam arti kiasan maupun arti sebenarnya. Yang jelas, cuma suka aja. Idenya? Apa aja. Setiap orang hidup pasti mengalami peristiwa dan itu bisa jadi catatan manis untuk ditulis. Jangan bilang kisah hidup saya tidak sedramatis kamu, jadi saya tidak bisa menulis seperti kamu. No... big no.... Menulis itu dari hati. Bukan dari pengalaman pahit. Emangnya penulis-penulis besar itu kisah hidupnya pahit-pahit macam kopi pahit sehingga bisa jadi penulis handal..... Kaya pengalaman bukan berarti kaya penderitaan juga kalee....

Ada beberapa hal yang ditulis berdasarkan pengalaman, ada juga yang hasil imajinasi, atau hasil observasi. Tergantung kebutuhan dan permintaan saja. Yang jelas melakukan sesuatu yang kita suka itu lebih nyaman. Melakukan sesuatu sesuai passion kita sendiri.

Perjalanan menulis lama-lama membentuk satu periode tersendiri. Ketika di awal banyak bermain perasaan dan imajinasi tentang rasa itu sendiri. Pilihan kata bermain. Ribuan majas tertuang. Akan tetapi, lama-lama mulai berpikir untuk belajar hal lain. Bukan lagi bermain rasa dan majas. Coba saja tengok, kalau dulu lebih sering bikin puisi romantis ala2 Emka, Sapardji, terus mulai pengen bikin puisi sufi ala2 Jalaluddin Rumi. Selesai? Mulai bikin cerita.... Selesai, coba lagi bikin tentang anak, puisi atau cerita. Duh, ternyata ga gampang loh bikin puisi atau cerpen anak. Pilihan tema dan bahasanya harus diperhatikan. Makanya mulai pilih-pilih kalau mau ikutan event menulis. Pengennya yang bisa jadi pembelajaran buat kita eh saya juga. Bukan sekadar event-event berbayar yang seleksinya pun ga jelas.

Selesai bermain rasa dan imajinasi, mulai deh beralih ke tulisan yang lebih serius. Buku teks ataupun buku pembelajaran lainnya. Inginnya sih bikin tulisan yang bisa bermanfaat buat orang lain juga. Coba aja tengok, belakangan ini buku yang muncul sedikit bertema serius loh 🤣

Sekarang pengen nulis apa?
Di kampus lagi banyak tugas artikel jurnal dan sepertinya bagus juga untuk mulai kembali ke jalur ilmiah setelah bermain-main di seni. Makanya paling suka kalo kerja kelompok pilih bagian nulis artikel r makalah, karena buat saya itu jadi latihan menulis ilmiah yang bener loh. Apalagi kalo dosennya serius koreksi n kasi catatan-catatan revisi. Hitung-hitung kalo tugas artikel itu dikumpulin bisa jadi book chapter kan nantinya 🤗

Apalagi yang bikin suka nulis?
Moncil.... nie anak suka merhatiin kalo lagi nulis. Rajin banget ngitungin buku ibunya. Baca-baca juga. Akhirnya sempet loh bikin 8 cerpen tapi sayangnya belum lanjut lagi karena passion keterampilannya lebih tinggi dari menulis.

Saya coba simpan kumpulan buku yang pernah ditulis ya. Cita-cita dulu kalo pensiun pengen bikin baby shop, tapi sepertinya sekarang bergeser. Pengen punya PAUD.... Pengen punya cofeebook. Inget deh jaman kuliah, denger ada toko buku plus cafe kopi yang namanya QB di daerah elit Jakarta Raya. Sampai lulus kuliah dan kerja pun ga pernah kesampean mampir di sana. Bahkan, denger-denger tokonya sekarang tutup ya? Atau mungkin bikin perpustakaan plus coffe shop macam Reading Room di Kemang sana?



Nah, nanti cofeebook punya saya bakal diisi dengan buku-buku sendiri plus buku-buku lain. Asyik ga sih? Sediakan satu pojok dengan laptopnya. Sambil jaga toko, tetap bisa nulis. Siapa tahu dari pengunjung toko dapat ilhamnya....















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SaKaSaKu (Satu Kelas Satu Buku), Aksi Nyata Meningkatkan Budaya Literasi Siswa dengan Merdeka Belajar

 Salam Guru Penggerak! Tak terasa modul 3.3 dari Program Pendidikan Guru Penggerak sudah hampir selesai dipelajari. Tersisa dua penugasan la...