Kamis, 14 November 2019

JOKER VERSUS HARLEY QUIN, SEPASANG KEKASIH BERBEDA PILIHAN

Industri perfilman Indonesia menjadi ramai ketika film Joker berhasil tayang tanpa gunting sensor sedetik pun oleh Lembaga Sensor Indonesia. Jauh sebelum filmnya masih proses produksi, beberapa komentar sudah meluncur deras. Rata-rata karena pengaruh negatif yang ditimbulkannya secara sadar ataupun tidak sadar. Slogan-slogan ala Joker bermunculan dan yang paling hebat adalah kalimat .... Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti.... Hal ini menjadi semacam pembenaran dari semua sikap joker yang jahat dan pengaruhnya luar biasa.....  Orang-orang justru menaruh simpati terhadap Joker karena teraniaya dan memaklumi sikap jahatnya. Orang-orang cenderung membela Joker yang menjadi jahat karena perlakuan orang-orang di sekelilingnya. Ibunya yang berbohong, teman kerjanya yang berkhianat, orang-orang di sekitarnya yang mencemooh dan tidak bisa menerima kelainan dirinya yang mengidap penyakit langka, yaitu dalam keadaan tertekan Joker akan tertawa.



Bagaimana dengan Harley Queen? Harley Queen adalah psikolog yang menangani Joker selama masa tahanan. Alih-alih mengobati pasiennya, Harley Queen justru jatuh cinta pada Joker hingga rela melakukan apa saja untuk kekasihnya itu. Termasuk ketika harus mengorbankan dirinya dalam cairan kimia ketika dipinta oleh kekasihnya, Joker. Harley Queen selamat, namun penampilannya berubah. Kulit dan rambutnya menjadi putih seperti susu. Tingkah lakunya pun seperti Joker. Penuh kegilaan dan sulit dimengerti. Satu-satunya yang diingatnya hanyalah kekasihnya, Joker yang dijulukinya My Puddin....

Keduanya berhasil ditangkap setelah berbagai aksi gila yang dilakukannya. Namun diperjalanan, mereka mengalami peristiwa yang mengharuskan pilihan itu dibuat. Joker berhasil kabur dan tetap dengan kegilaannya untuk mengacaukan Kota Gotham. Harley Queen dibebaskan dengan catatan masuk ke dalam Suicide Squad. Suatu tim khusus yang dibentuk untuk mengatasi kasus kelas tinggi, menyelamatkan Kota Gotham. Tim ini terdiri dari penjahat-penjahat kelas kakap Kota Gotham. Ide gila yang kemudian membuahkan hasil terbaik. 

Penjahat-penjahat dalam Suicide Squad tak punya banyak pilihan karena di leher mereka tertanam bom. Jika mereka macam-macam maka bom itu akan diledakkan. Awalnya memang saling curiga dan curang di antara mereka. Namun kebersamaan seakan mendekatkan mereka satu sama lain. Uniknya, bagaimana pergolakan seorang Harley Queen ketika harus memilih untuk tetap bergabung dalam Suicide Squad menyelamatkan Kota Gotham atau bergabung dengan kekasihnya, Joker mengacaukan Kota Gotham.

Dan disinilah perbedaan keduanya.... Seorang psikopat seperti Harley Queen pun dapat memutuskan untuk melanjutkan perannya ketimbang bersama kekashnya. Sekalipun pada akhirnya memang hubungan antara Joker dan Harley Queen berakhir. Dua psikopat gila ini memilih jalur yang berbeda untuk masa depan mereka sendiri.

Ironisnya, kita tidak melihat point penting bahwa hidup ini adalah pilihan dan kitalah yang membuat pilihan itu. Sesuatu yang bernama TAKDIR itu tidak hanya satu saja.... Tapi Tuhan telah memberikan banyak pilihan takdir kepada kita. Dan kita tidak bisa sekadar berkata.... sudah takdir... Ini adalah ucapan mereka yang mencari pembelaan diri.

Pilihan-pilihan hidup yang kita buat adalah tanggung jawab kita sendiri. Termasuk pilihan untuk menjadi baik atau jahat. Orang lain boleh saja mempengaruhimu tapi toh yang menentukan adalah diri kita sendiri. dibully atau tidak bully, terluka atau tidak terluka, tersakiti atau tidak tersakiti....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SaKaSaKu (Satu Kelas Satu Buku), Aksi Nyata Meningkatkan Budaya Literasi Siswa dengan Merdeka Belajar

 Salam Guru Penggerak! Tak terasa modul 3.3 dari Program Pendidikan Guru Penggerak sudah hampir selesai dipelajari. Tersisa dua penugasan la...